Rumah Wangsamijaya

Rumah Wangsamijaya adalah rumah panggung terbuat dari kayu serdang, dengan desain unik, yang dibangun di depan tegalan Cara, jalan menuju Slapi.

image

Desain Rumah Kayu Wangsamijaya

Alasan dibangunnya Rumah Wangsamijaya adalah sebagai wujud bakti seorang cucu, yang mewarisi harta turun temurun dari ayahnya, yang mewarisi semangat Wangsamijaya untuk membangun desa Cilongok.

Sedikit sejarahnya, akan kami tuliskan berikut ini;
image

Waryat Wangsamijaya, adalah nama salah satu sesepuh desa Cilongok yang pernah berjuang melawan belanda, hingga Indonesia merdeka, pada tahun 1960an beliau dipercaya menjadi kepala desa. (Kalau ada yg tahu tahun lahir dan masa jabatannya, mohon info ya).

Anak keturunan yang ke 9, Drs. H. Sudarso, merupakan anaknya yang pertama kali berani keluar dari desa Cilongok dan merantau ke kota Kab. Tegal untuk melanjutkan sekolahnya, hingga mendapatkan pendidikan beasiswa di STIKN Jakarta.
image

Beliau sukses menjadi seorang pejabat di Dep. Keuangan, dengan penempatan tugas pertamanya ke kota Palembang, Surabaya, Jakarta, Denpasar dan akhirnya pensiun di Jakarta.

Menjelang beliau wafat pada tahun 2009, banyak menyampaikan kisah dan mimpi mimpinya tentang desa Cilongok yang maju. Kisah inilah yang menjadi kisah rutin saat anak anaknya bercengkrama dengan beliau sepanjang hari tuanya.

Saat beliau wafat, harta warisan Mbah Waryat Wangsamijaya, yang dimiliki H. Sudarso, diturunkan kepada anak anaknya sebagai sebuah ikatan batin dengan desa Cilongok.

Awalnya tentu saja sulit bagi anak anaknya yang besar dan dewasa di kota besar, tiba tiba harus mewarisi harta berupa tanah pertanian di desa.

Namun dengan berjalannya waktu, sejak tahun 2013, 4 tahun setelah beliau wafat, mulailah sebuah pemikiran untuk membuat ikon desa Cilongok.

Lalu mulai muncul pertanyaan: Apa yang akan membuat desa Cilongok dikenal?

Tentu saja desa ini harus berbeda, bahkan desa ini harus menjadi titik pusat magnet bagi desa desa sekitarnya untuk semakin dikenal luas. Nah, rumah kayu yang unik tentu akan membuat desa ini berbeda. Ya… RUMAH WANGSAMIJAYA, harus mulai dibangun agar masyarakat punya ikon dan menjadi semangat untuk ikut membangun desa. Pemikiran ini cukup ambisius, dan tentu perlu rencana, namun tidak semua rencana bisa berjalan mulus, sehingga perlu keberanian untuk melangkah, walaupun langkah kecil.

Muncul pertanyaan berikutnya; Bagaimana caranya?

Ayo kita cari cara yang tepat, namun saat ini dicoba dulu dengan membagikan bibit durian musangking. Harapannya, tentu akan mendorong masyarakat bertanya tanya dan mencoba memahami ide ini. Bagi petani, pohon adalah sumber kehidupan. Saat besar, makin hari buahnya akan semakin banyak dan bisa menopang kehidupan sebagai hasil musiman yang melengkapi produk tani setempat.

Apabila seluruh petani dan desa sekitarnya menanam jenis buah yang sama, maka akan tiba saatnya dimana akan muncul produk tani yang unik dari desa setempat. Hal ini yang diharapkan jadi magnet pariwisata agro. Tentu saja, produk tani bukan hanya durian saja, tetapi produk tani lainnya juga akan ikut laris jika banyak masyarakat berkunjung ke desa kita.

Lalu apa hubungannya dengan rumah Kayu tadi?

Rumah Wangsamijaya bukan hanya sebuah ikon desa, tapi harus kita manfaatkan menjadi tempat belajar mengelola pertanian yang baik, dan cara mengelola produk pertanian supaya laris dijual.

Rumah Wangsamijaya, juga menjadi simbol pemersatu desa desa disekitarnya, komunitas pemuda dan seluruh kelompok tani yang ada untuk sama sama menumpahkan ide dan cara terbaiknya dalam membangun desa Cilongok menjadi desa Wisata Agro yang makmur.

Semua itu terlihat sederhana ya, namun dibalik itu semua, terkandung kerja keras semua pihak dan kersama yang erat untuk mewujudkannya.

image

Pondasi

Ayo… pamerkan ikon Rumah Kayu Wangsamijaya… supaya mereka yang merantau juga akan selalu kangen untuk kembali ke desa…

Penulis: Heru Muara Sidik

About herusidik

Senang menjelajahi kehidupan hingga berakhir...
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

9 Responses to Rumah Wangsamijaya

  1. Sugiyanto says:

    Kira” kapan mau selesai pak?

    Like

  2. Ahmad Marzuki says:

    Jika nanti telah selesai,
    apakah saya diperkenankan utk memperkenalkan desa tercinta Cilongok dgn Rumah kayu Wangsamijaya nya.. ke daerah2 sekitar seperti Kota Tegal dsb..?,
    mungkin ada tema tertentu yg di kemas cantik supaya daerah sekitar bisa tertarik utk berkunjung ke Cilongok..?

    Like

    • herusidik says:

      Tentu bisa, namun rumah ini hanya simbol dan tampilan saja. Perlu disiapkan konsep yang tepat untuk menjual “produk”, yang tepat supaya lebih menarik. Nanti bisa kita bahas saat saya pulang ke Cilongok pada hari ke dua dan ketiga lebaran tahun ini.

      Like

  3. Um H. Heru , Saya terharu dengan apa yang um cita cita kan semoga Alloh ,meridoi dan melancarkannya rezqinya sehingga terwujud , Kebayakan mempunyai warisan bertujuan untuk menghabiskannya bukan memperdayakan , Insya Alloh Mbah Sudarso tersenyum gembira dia alam kuburnya , di terangi jalan nya oleh anak yang soleh seperti um , semoga ini menggugah hati ,keluarga semua , ijin Share

    Like

  4. eko hadi says:

    Keren bgt om konsepnya om… kalo ada ide kemana ni om ngirimnya… salam hangat om dr cucunya H sumahrad/ HJ darmi bojong

    Like

  5. teguh agung wibowo says:

    Semangat om heru, semoga apa yg di rencanakan berjalan lancar. Cilongok ngangeni,

    Like

Leave a comment